Padang – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memperingatkan ancaman bahaya yang masih akan mengintai wilayah Sumatera Barat. Pasalnya, menurut hasil analisisi BMKG, sampai tanggal 22 Mei nanti, hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat bakal menghantam wilayah Sumatera Barat.
“Curah hujan masih akan berlangsung sepekan ke depan dengan intensitas sedang sampai sangat lebat maka potensi terjadinya banjir lahar hujan dan banjir bandang masih ada,” kata Dwikorita dalam keterangan di situs resmi, dikutip Kamis (16/5/2024).
Dia meminta semua pihak agar mewaspadai dan mengantisipasi ancaman yang berpotensi muncul karena hujan. Sebab, kata Dwikorita, berdasarkan data PVMBG endapan hasil erupsi Gunung Marapi masih memiliki volume yang sangat banyak di lereng gunung.
“Hasil survei lapangan menunjukkan endapan erupsi Gunung Marapi volumenya mencapai 1,3 juta meter kubik dan yang baru turun baru sekitar 300 meter kubik. Adapun lebar endapan lahar diperkirakan mencapai 500-700 meter. Sehingga, ketika hujan dengan intensitas sangat lebat memungkinkan material endapan batu vulkanik bisa terbawa turun ke pemukiman warga,” tegas Dwikorita mengingatkan.
Modifikasi Cuaca
Sementara itu, Dwikorita mengungkapkan, pihaknya akan mengoptimalkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah langit Sumatera Barat untuk menyemai awan hujan sebelum memasuki wilayah bencana.
“Sebanyak 15 ton garam disiapkan untuk disemai sebanyak tiga kali sorti penerbangan satu hari dan berlangsung dalam lima hari ke depan,” terangnya.
“Berkolaborasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), operasi TMC akan dilakukan siang hari ini dengan bantuan personel TNI. Operasi TMC merupakan cara modifikasi cuaca dengan menabut zat NaCI di langit menggunakan pesawat dan dianggap paling efektif untuk mengendalikan potensi awan hujan,” ujar Dwikorita.
Dia berharap, operasi TMC akan berusaha menghalau awan-awan hujan yang saat ini posisinya terpantau di sebelah timur Bukit Barisan. Sehingga dengan TMC diharapkan dapat mencegah pergerakan awan hujan untuk memasuki kawasan lereng Gunung Marapi yang berpotensi membahayakan kawasan bencana.
“Kami terus memonitor awan-awan hujan dan memberikan peringatan dini di wilayah yang rawan dan ini sudah kami cek di lapangan kami keluarkan peringatan dini. Ada beberapa daerah rawan yang sebelumnya tidak ditutup sekarang ditutup karena masuk ke daerah rawan sehingga saat turun lahar semoga tidak terdampak,” ujarnya.
Dwikorita berharap dengan dilakukan operasi TMC akan memudahkan proses pencarian korban, evakuasi, dan normalisasi lingkungan seperti penguatan lereng sungai dan perbaikan jalan-jalan yang putus akibat diterjang banjir lahar hujan dan banjir bandang pada Sabtu, (11/5/2024) malam.
Banjir lahar hujan dan banjir bandang disertai tanah longsor terjadi di Sumaetra Barat pada Sabtu malam lalu akibat curah hujan sangat tinggi. Beberapa lokasi seperti Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang menjadi wilayah terdampak cukup parah. (cnbc)