Minggu, 19 Januari 2025

Pekerja Sudah Punya Rumah Ikut Dipotong Gajinya buat Iuran Tapera, Ini Alasannya

Jakarta – Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) mendapat sorotan tajam masyarakat. Pasalnya, setiap pekerja baik swasta maupun PNS wajib menjadi peserta dengan potongan iuran sebesar 2,5% dari gaji. Sementara perusahaan ikut kontribusi iuran sebesar 0,5%, sehingga total iuran Tapera 3%.

Merespons hal itu, Komisioner Badan Pengelola (BP) Tapera Heru Pudyo Nugroho mengatakan semua pekerja wajib menjadi peserta Tapera karena itu adalah amanat UU 4 tahun 2016 mengenai Tapera. Bahkan meski seorang pekerja sudah memiliki rumah, iuran ini tetap diwajibkan.

Menurut Heru, Tapera merupakan program yang bentuknya adalah gotong royong. Iuran yang dibayarkan oleh orang yang sudah memiliki rumah pun akan digunakan untuk membantu orang yang belum memiliki rumah.

Bentuknya nanti berupa subsidi kredit perumahan dengan bunga rendah. Bunganya sebesar 5% dan tetap tidak mengalami kenaikan.

“Yang sudah punya rumah, dari hasil tabungannya sebagian digunakan untuk mensubsidi biaya KPR bagi yang belum punya rumah. Supaya apa? Supaya bunganya tetap terjaga di level yang lebih rendah dari bunga komersial,” beber Heru dalam konferensi pers di Kantor KSP, Jakarta Pusat, Jumat (31/5/2024).

“Prinsipnya gotong royong di undang-undangnya itu. Pemerintah, masyarakat yang punya rumah, bagi yang belum punya rumah, semua membaur,” jelasnya lagi.

Di sisi lain, manfaat yang diberikan BP Tapera kepada peserta memang bukan hanya berupa kredit murah untuk kepemilikan rumah. Namun, juga berupa kredit renovasi rumah dan kredit pembangunan rumah.

Kemudian apabila tabungan perumahannya tidak mau digunakan pun akan dikembalikan lagi kepada pekerja sebagai pengiur dengan tambahan imbal hasil dari pengelolaan dana yang dilakukan BP Tapera.

Sejauh ini pertumbuhan kebutuhan rumah mencapai 700-800 ribu unit setiap tahunnya, namun kemampuan pemerintah untuk memberikan fasilitas pembiayaan yang diberikan pemerintah hanya 250 ribu rumah saja.

“Jadi kalau mengandalkan pemerintah saja nggak akan mengejar sampai kapan backlog-nya mau selesai, makanya perlu grand desain dengan melibat sertakan masyarakat untuk bersama-sama pemerintah bareng-bareng,” jelas Heru. (net/okz)

Hot this week

Hasil MotoGP Mandalika 2024: Martin Menang, Marc Marquez Out!

Lombok Tengah - Jorge Martin berhasil memenangkan balapan utama...

Waspada Hipertensi, Ini Batas Konsumsi Garam per Hari

Tekanan darah tinggi atau hipertensi menjadi salah satu penyakit...

Batam Terancam Tsunami Besar? Ini Kata BMKG

Batam - Pesan berantai tersebar di grup-grup WhatsApp warga...

Adik Prabowo Bangun Pabrik di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Batam - PT Solder Tin Andalan Indonesia, perusahaan milik...

Dilanda Resesi Seks, Orang China Rela Bayar Segini

Jakarta - China dilanda resesi seks. Saking banyak yang...

Topik

Usai Hina Penjual Es Teh, Gus Miftah Mundur dari Jabatan Utusan Khusus Presiden

Jakarta - Miftah Maulana Habiburahman alias Gus Miftah mengundurkan...

Biaya Perpanjang SIM Disebut Bebani Masyarakat, Segini Tarifnya

Jakarta - Biaya perpanjangan SIM disorot anggota DPR karena...

Arab Saudi Akan Gelar Konferensi Pembentukan Negara Palestina

Paris - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa ia...

Ini 5 Pimpinan KPK yang Ditetapkan DPR, Setyo Budiyanto Jadi Ketua

Jakarta - DPR resmi mengesahkan lima pimpinan KPK periode...

Singapura Dihantui ‘Pornografi Deepfake’, Banyak Remaja Perempuan Jadi Korban

Jakarta - Kasus pornografi deepfake mulai menghantui Singapura, utamanya...

Prabowo Umumkan Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp10.000 Per Hari

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengumumkan anggaran untuk program...

Negara NATO Ini Akui Rusia Menang Perang

Warsawa - Polandia, salah satu negara NATO pendukung Kyiv,...

Marc Marquez Berambisi Bawa Ducati Berjaya di MotoGP 2025: Saya Harus Juara!

Jakarta - Marc Marquez tegaskan ambisi besar bawa Ducati...
spot_img

Artikel terkait

Popular Categories

spot_imgspot_img