Tekanan darah tinggi atau hipertensi menjadi salah satu penyakit yang sering dialami masyarakat Indonesia. Hipertensi terjadi tekanan darah pada dinding arteri meningkat.
Tentunya masyarakat juga harus waspada sebab Penyakit ini juga dijuluki sebagai ‘silent killer’ karena sebagian besar pengidapnya tidak mengalami tanda-tanda atau gejala. Di Indonesia sendiri, kasus hipertensi cukup tinggi.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), satu dari tiga orang dewasa mengalami hipertensi dan sebanyak 34,1 persen penduduk Indonesia mengalami hipertensi.
Sayangnya dari 34,1 persen itu yang tahu dirinya hipertensi hanya 8,8 persen. Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Rumah Sakit Premier Bintaro, dr Yohan Samudra, SpGK, AIFO-K, menjelaskan hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang tidak selalu memiliki gejala.
“Bisa saja begitu diukur tiba-tiba tensinya tinggi, atau bisa juga ditandai dengan rasa tidak nyaman, sakit kepala, namun bukan berarti setiap sakit kepala penyebabnya adalah tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bisa mencegah faktor-faktor risikonya,” ujar dr Yohan.
Garam
Dalam memperingati Hari Hipertensi sedunia yang jatuh di bulan Mei ini, dr Yohan ingin mengajak seluruh masyarakat untuk lebih menerapkan gaya hidup sehat dengan berolahraga secara teratur, serta mengontrol asupan gula, garam, lemak (GGL) sebagaimana dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Lebih lanjut dr Yohan menjelaskan salah satu mencegah faktor risiko dari hipertensi adalah dengan konsep bijak garam. Konsep bijak garam ini merupakan solusi dengan pengaplikasian yang cukup mudah, yaitu dengan mengurangi penggunaan garam dan menambahkan sedikit MSG dalam konsumsi menu harian.
“Konsumsi garam yang berlebih menjadi pemicu utama timbulnya hipertensi yang berujung pada meningkatnya faktor resiko penyakit jantung. Oleh karena itu, mengontrol asupan garam menjadi penting bagi masyarakat supaya terhindar dari faktor resiko serangan jantung maupun hipertensi,” katanya.
Natrium di dalam garam memang menjadi salah satu zat gizi mikro yang membantu mendukung fungsi tubuh. Namun, konsumsi garam berlebih bisa memicu penumpukan cairan yang berlebihan di dalam jaringan tubuh.
“Cairan tersebut bisa tertarik masuk ke dalam pembuluh darah dan meningkatkan volume aliran darah. Kondisi ini akan memicu kenaikan tekanan darah dan menyebabkan hipertensi,” tuturnya.
Ketika seseorang mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi, dalam jangka panjang pembuluh darah akan mengeras dan menyempit. Akibatnya, aliran darah dan oksigen yang disalurkan ke organ tubuh menjadi berkurang. Jantung akan bekerja ekstra dan meningkatkan tekanan darah yang memicu gagal jantung ataupun stroke.
“WHO juga menganjurkan maksimum konsumsi garam sebanyak lima gram per hari agar dapat membantu mengurangi risiko hipertensi. Mengurangi asupan garam bisa mengurangi tekanan darah dan meningkatkan kesehatan jantung,” ucap dr Yohan.
(net)