Batam – Ombudsman RI Perwakilan Kepri merespon kelangkaan gas 3 kg yang terjadi di Batam dan sekitarnya.
Melalui Keasistenan Pencegahan Maladministrasi, Ombudsman melakukan pemantauan ke beberapa agen dan pangkalan di Kota Batam pada Selasa, 17 September 2024 lalu.
Seperti diketahui sebelumnya, masyarakat mengeluhkan adanya kelangkaan LPG 3 Kg di pangkalan resmi. Sedangkan mereka temukan toko-toko klontong menjualnya dengan harga jauh melebihi HET. Sementara Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Rp 21.000.
Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Kepri, Lagat Siadari mengatakan, dua tim dikerahkan turun melakukan pemantauan di wilayah Batam Kota dan Bengkong.
Masing-masing melakukan pemantauan terhadap 5 sampel pangkalan yang berada di daerah tersebut. “Jadi kami telah lakukan pemantauan di Sosial Media, daerah mana yang paling banyak dikeluhkan masyarakat terkait kelangkaan LPG 3 Kg ini. Ternyata di Batam Kota dan Bengkong,” ucapnya, Selasa (24/9/2024).
Dari pemantauan yang dilakukan, Ombudsman RI Perwakilan Kepri menemukan adanya keterlambatan serta pengurangan pengiriman tabung LPG 3 Kg ke pangkalan.
“Di daerah Bengkong kami memang temukan adanya keterlambatan dan pengurangan pengiriman LPG 3 kg ke pangkalan dari salah satu agen,” ungkap Lagat.
Selain itu, ia juga membeberkan terdapat pangkalan yang tidak melakukan pencatatan penjualan (log book), tidak memiliki timbangan dan tidak melakukan penimbangan saat barang dikirim oleh agen bahkan tidak memiliki plang padahal pangkalan tersebut merupakan pangkalan resmi.
“Kami juga temukan adanya penambahan biaya jasa antar sekitar Rp1.000,- hingga Rp5.000,- per tabung, tabung yang beirisi 7-7,5 Kg. Serta kami temukan jarak antar pangkalan yang sangat berdekatan,” jelasnya.
Bahkan temuan lain yang Ombudsman Kepri dapatkan ialah adanya pangkalan di SPBU yang menjual LPG 3 kg melebihi HET dan tanpa harus menggunakan KTP.
Usai pemantauan dilakukan, pada Jumat (20/9/2024) Ombudsman RI Perwakilan Kepri meminta keterangan langsung kepada Pertamina Patra Niaga Wilayah Kepri di Kantor Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Kepri.
Pertemuan tersebut dihadiri langsung oleh Bagus Handoko selaku Sales Area Manager beserta jajaran.
Kepada Ombudsman RI Perwakilan Kepri Pertamina menyampaikan kondisi terkait ketersediaan LPG 3 kg saat ini sudah berangsur normal.
Pihak Pertamina bekerja sama dengan Disperindag Kota Batam pada Selasa (17/9/2024) dan Rabu (18/9/2024) telah melakukan operasi pasar yang bertujuan untuk memulihkan kelangkaan.
Rupanya, Pertamina yang juga turut melakukan pengawasan ke agen dan pangkalan juga menemukan adanya dugaan mismanagement pendistribusian oleh agen namun saat ini masih mendalami permasalahan apa yang terjadi.
Dugaan lainnya yakni adanya afiliasi antara pangkalan dan pengecer. Padahal khusus di Batam pangkalan dilarang menjual LPG 3 kg kepada pedagang pengecer di pinggir jalan.
“Jadi sejalan dengan temuan Ombudsman, Pertamina sampaikan juga ada dugaan mismanagement pendistribusian yang menimbulkan efek domino kelangkaan di pangkalan sehingga menimbulkan kelangkaan di masyarakat,” jelas Lagat.
Ditambah lagi, pemberitaan di media massa terkait adanya kelangkaan sehingga menimbulkan panic buying di masyarakat.
Untuk itu, Pertamina menjelaskan kepada Ombudsman Kepri bahwa pihaknya melakukan berbagai macam upaya mengendalikan kelangkaan tersebut yakni dengan melakukan operasi pasar, extra dropping ke pangkalan dan pengawasan tambahan dengan mengambil sampel acak setiap harinya.
Kemudian menjawab soal temuan adanya penambahan biaya jasa antar oleh pangkalan. Pertamina mengungkap akan berkoordinasi dengan pangkalan untuk menegaskan bahwa LPG 3 kg dijual sesuai HET namun biaya tambahan tersebut ialah biaya jasa dimana tidak dikenakan kepada masyarakat bila melakukan pembelian langsung ke pangkalan.
(ind/bbs)