Rabu, 12 Maret 2025

Iran Mulai Serang Israel, Luncurkan Ratusan Rudal Hipersonik

Tel Aviv – Iran telah meluncurkan ratusan rudal ke Israel. Ini adalah serangan kedua Iran tahun ini, setelah sebelumnya menembakkan ratusan rudal dan pesawat nirawak ke Israel pada bulan April lalu.

Pejabat militer Israel mengatakan serangan itu tampaknya telah berakhir dan tidak ada lagi ancaman dari Iran “untuk saat ini” tetapi masih belum jelas seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan.

Iran meluncurkan sekitar 180 rudal hipersonik buatan sendiri ke Israel. Serangan kali ini sedikit lebih besar daripada serangan April lalu, yang melibatkan sekitar 110 rudal balistik dan 30 rudal jelajah. Aksi Iran dilakukan beberapa jam setelah Israel melancarkan serangan darat ke Lebanon.

Rekaman yang disiarkan oleh stasiun televisi Israel menunjukkan beberapa rudal melesat di atas wilayah Tel Aviv, pada Selasa (01/10), sesaat sebelum pukul 19:45 waktu setempat (23.45 WIB).

Sebagian besar rudal ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Israel, kata seorang pejabat keamanan Israel, sementara seorang koresponden BBC di Yerusalem mengatakan beberapa pangkalan militer mungkin terkena serangan, dan restoran serta sekolah terkena serangan.

Seorang juru bicara militer mengatakan Israel mencatat “beberapa serangan di bagian tengah dan wilayah lain di bagian selatan”.

Militer Iran mengatakan pasukannya menggunakan rudal hipersonik untuk pertama kalinya dan mengeklaim bahwa 90% rudal mengenai sasarannya.

Sumber militer Iran mengatakan kepada media pemerintah di Teheran bahwa mereka telah menargetkan tiga pangkalan militer Israel dalam serangan itu.

Mengapa Iran menyerang Israel?

Militer Iran mengatakan serangan itu merupakan respons atas aksi Israel yang membunuh seorang komandan Garda Revolusi Iran dan para pemimpin milisi yang didukung Iran di wilayah tersebut.

Iran merujuk pembunuhan kepala Hizbullah, Hassan Nasrallah, serta komandan Garda Revolusi Iran, Abbas Nilforoshan, di Beirut akhir pekan lalu.

Iran juga merujuk pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada Juli lalu. Meskipun Israel belum mengakui berada di balik kematian Haniyeh, banyak pihak meyakini Israel bertanggung jawab.

Seorang pejabat senior Iran mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pemimpin tertinggi negara itu, Ayatollah Ali Khamenei, secara pribadi telah memberikan perintah untuk menyerang.

Serangan itu merupakan eskalasi terbaru dalam pertempuran kedua negara yang telah berlangsung lama.

Bagaimana reaksi sekutu Israel?

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan kembali dukungan AS terhadap Israel setelah serangan rudal tersebut. Ia telah memerintahkan pasukannya di wilayah tersebut untuk “membantu pertahanan Israel” dan menembak jatuh rudal Iran.

Seorang juru bicara Pentagon mengatakan kapal Angkatan Laut AS telah menembakkan sekitar selusin pencegat terhadap rudal Iran yang menuju ke Israel.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga mengonfirmasi “beberapa” intersepsi oleh AS, dan mengutuk “tindakan agresi keterlaluan oleh Iran”.

BBC juga telah memverifikasi rekaman yang menunjukkan pencegatan rudal di atas ibu kota Yordania, Amman. Negara itu juga menembak jatuh sejumlah rudal selama serangan terakhir Iran pada bulan April.

BBC mendapati jet tempur Inggris terlibat dalam mendukung Israel pada Selasa (01/10), seperti yang mereka lakukan pada bulan April.

Menteri Pertahanan Inggris, John Healey mengatakan pasukan Inggris telah “memainkan peran mereka dalam upaya mencegah eskalasi lebih lanjut” pada Selasa (01/10) malam, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer mengatakan Inggris mendukung Israel dan mengakui “haknya untuk membela diri”.

Prancis dan Jepang turut mengecam serangan Iran dan juga mengimbau semua pihak untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.

Israel telah memperingatkan dampak serangan Iran. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Iran telah “membuat kesalahan besar malam ini, dan akan membayarnya”.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Haggari, mengatakan serangan itu “serius” dan Israel akan tetap waspada. “Serangan ini akan memiliki konsekuensi,” kata Laksamana Muda Haggari. “Kami punya rencana, dan kami akan beroperasi di tempat dan waktu yang kami putuskan.”

Di sisi lain, militer Iran mengatakan bahwa aksi Teheran akan “lebih menghancurkan dan merusak” jika Israel membalas.

Apa yang terjadi di Lebanon?

Israel memastikan tengah melancarkan serangan darat ke Lebanon, beberapa menit setelah pukul 02:00 waktu setempat, pada Selasa (01/10). Klaim ini dibantah oleh Hizbullah, namun mereka memastikan “siap menghadapi konfrontasi langsung”.

Israel telah memulai operasi darat di Lebanon selatan, kata militer Israel (IDF). Operasi tersebut, klaim IDF, dilakukan secara “terbatas, terlokalisasi, dan terarah” terhadap Hizbullah.

Selain serangan darat, militer Israel juga membombardir Lebanon dengan serangan udara.

“Angkatan Udara Israel dan Artileri IDF mendukung pasukan darat dengan serangan presisi terhadap sasaran militer di daerah tersebut,” sebut IDF dalam pernyataan resmi melalui media sosial X.

Akan tetapi Hizbullah mengatakan klaim Israel bahwa pasukannya masuk wilayah Lebanon adalah tidak benar.

Kelompok milisi yang didukung Iran ini mengeklaim tak ada konflik langsung antara para pejuangnya dan pasukan Israel, namun mereka mereka mastikan bahwa mereka “siap untuk menghadapi konfrontasi langsung”.

Seorang juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, Letnan Kolonel Peter Lerner mengatakan bahwa ada serangan di Lebanon “lebih terfokus pada ancaman langsung yang ditujukan kepada warga Israel”.

“Tidak ada rencana untuk menduduki (Lebanon), rencananya adalah untuk membongkar infrastruktur yang dibangun Hizbullah untuk membunuh orang Israel,” imbuh Lerner.

Akibat serangan tersebut, sedikitnya 95 orang tewas dan 172 orang terluka menurut keterangan terbaru Kementerian Kesehatan Lebanon.

Para pejabat mengatakan lebih dari 1.000 orang di Lebanon telah tewas dalam dua pekan terakhir, sementara hingga satu juta orang kini mengungsi.

Meski IDF menyebut bahwa operasi darat ke Lebanon adalah serangan “terbatas” dan “terlokalisasi”, tetapi tidak ada jaminan aksi mereka akan sesederhana itu, tulis wartawan BBC, Anna Foster, yang melaporkan dari Beirut.

Sulit disebutkan berapa banyak infrastruktur militer Hizbullah yang masih utuh setelah Israel melancarkan serangan udara secara intens.

Jika Hizbullah masih memiliki cukup kekuatan artileri, kelompok tersebut berpotensi menyerang kota-kota di Israel.

Kekuatan proksi Iran lainnya seperti Houthi di Yaman atau kelompok milisi di Suriah dan Irak dapat mencoba menyerang lokasi yang lebih dekat seperti pangkalan militer AS.

Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) memperkirakan Hizbullah memiliki 120.000-200.000 roket dan rudal.

Hizbullah juga ditengarai memiliki rudal antipesawat dan antikapal, serta rudal berpemandu yang mampu menyerang jauh di dalam wilayah Israel.

Sebelum Israel memastikan melancarkan serangan darat ke Lebanon, Naim Qassem yang menggantikan Hassan Nasrallah sebagai pemimpin Hizbullah telah mewanti-wanti Israel.

Dalam pidato pertamanya sejak pembunuhan Nasrallah, Qassem menegaskan para anggota Hizbullah siap menghadapi invasi darat apa pun, dan Israel tidak akan mencapai tujuannya.

Lantas apa bedanya serangan Israel kali ini dengan perang pada 2006 lalu?

Israel harus menghadapi ribuan anggota Hizbullah yang semangat membalas dendam.

Banyak, kata koresponden keamanan BBC, Frank Gardner.

Kini, menurutnya, militer Israel jauh lebih mumpuni serta dilengkapi dengan intelijen yang jauh lebih baik ketimbang saat menyerbu Lebanon selatan pada 2006.

Israel juga baru saja membunuh sebagian besar pemimpin Hizbullah, menyabotase komunikasinya, serta menghancurkan sejumlah besar senjata dan gudang amunisinya.

Namun, Israel harus menghadapi ribuan anggota Hizbullah yang semangat membalas dendam dan siap melawan tentara Israel di Lebanon.

Perdana Menteri Lebanon, Najib Makati, mengatakan negaranya tengah menghadapi “salah satu fase paling berbahaya” dalam sejarahnya.

Sekitar satu juta orang telah mengungsi di seluruh Lebanon sejak serangan udara Israel dimulai bulan lalu, imbuhnya.

“Kami mendesak agar lebih banyak bantuan untuk memperkuat upaya berkelanjutan kami dalam menyediakan dukungan dasar bagi warga sipil yang mengungsi,” katanya.

(ind/bbs)

Hot this week

Hasil MotoGP Mandalika 2024: Martin Menang, Marc Marquez Out!

Lombok Tengah - Jorge Martin berhasil memenangkan balapan utama...

Waspada Hipertensi, Ini Batas Konsumsi Garam per Hari

Tekanan darah tinggi atau hipertensi menjadi salah satu penyakit...

Batam Terancam Tsunami Besar? Ini Kata BMKG

Batam - Pesan berantai tersebar di grup-grup WhatsApp warga...

Adik Prabowo Bangun Pabrik di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Batam - PT Solder Tin Andalan Indonesia, perusahaan milik...

Dilanda Resesi Seks, Orang China Rela Bayar Segini

Jakarta - China dilanda resesi seks. Saking banyak yang...

Topik

Usai Hina Penjual Es Teh, Gus Miftah Mundur dari Jabatan Utusan Khusus Presiden

Jakarta - Miftah Maulana Habiburahman alias Gus Miftah mengundurkan...

Biaya Perpanjang SIM Disebut Bebani Masyarakat, Segini Tarifnya

Jakarta - Biaya perpanjangan SIM disorot anggota DPR karena...

Arab Saudi Akan Gelar Konferensi Pembentukan Negara Palestina

Paris - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa ia...

Ini 5 Pimpinan KPK yang Ditetapkan DPR, Setyo Budiyanto Jadi Ketua

Jakarta - DPR resmi mengesahkan lima pimpinan KPK periode...

Singapura Dihantui ‘Pornografi Deepfake’, Banyak Remaja Perempuan Jadi Korban

Jakarta - Kasus pornografi deepfake mulai menghantui Singapura, utamanya...

Prabowo Umumkan Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp10.000 Per Hari

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengumumkan anggaran untuk program...

Negara NATO Ini Akui Rusia Menang Perang

Warsawa - Polandia, salah satu negara NATO pendukung Kyiv,...

Marc Marquez Berambisi Bawa Ducati Berjaya di MotoGP 2025: Saya Harus Juara!

Jakarta - Marc Marquez tegaskan ambisi besar bawa Ducati...
spot_img

Artikel terkait

Popular Categories

spot_imgspot_img