Jumat, 18 Oktober 2024

Kelahiran Jeblok, Setengah Kota Jepang Diprediksi ‘Hilang’

Jakarta – Krisis populasi kini menjadi masalah yang besar untuk Jepang. Rendahnya angka pernikahan dan pasangan muda yang mau memiliki anak disebut-sebut menjadi salah satu penyebab situasi tersebut di negara tersebut.

Profesor Tomoya Mori dari Universitas Kyoto melakukan simulasi bagaimana situasi kota-kota di Jepang pada tahun 2120 yang dalam skenario terburuk, penduduk diperkirakan akan berkurang sepertiga dari saat ini. Hal tersebut dilakukan dengan model statistik berdasarkan data dari 50 tahun terakhir dan menggabungkan faktor-faktor seperti penurunan populasi, tren urbanisasi, dan perubahan biaya transportasi serta komunikasi.

Tomoya menyampaikan bahwa pada tahun 2020, Jepang memiliki 83 kota dengan sedikitnya 100 ribu penduduk dan 21 kota dengan sedikitnya 500 ribu penduduk. Pada tahun 2120, berdasarkan skenario tingkat kesuburan sedang, jumlah kota dengan sedikitnya 100 ribu dan 500 ribu penduduk akan berkurang masing-masing menjadi 49 dan 11 kota, dan itu juga akan tersebar lebih luas.

Dalam skenario terburuk saat angka kesuburan berada di tingkat terendah, jumlah kota yang tersedia hanya 42 untuk kota dengan 100 ribu penduduk dan enam untuk kota dengan 500 ribu penduduk. Singkatnya setengah kota di Jepang akan menghadapi ‘eradikasi’ pada abad mendatang.

“Penurunan ini akan memiliki dampak buruk yang sama atau lebih besar dibandingkan dengan pemanasan global. Karena keahlian saya adalah ekonomi perkotaan, tujuan saya adalah untuk menunjukkan dampak spesifik dari penurunan demografi dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran yang lebih luas,” kata Tomoya dikutip dari The Japan Times, Senin (20/5/2024).

Tanda-tanda menua dan berkurangnya populasi nampak jelas di wilayah pedesaan di Jepang. Salah satunya terjadi di desa Nanmoku, Prefektur Gunma yang mana 67,5 persen jumlah penduduknya adalah orang berusia 65 tahun ke atas.

Tidak hanya itu, jumlah rumah-rumah kosong dan terabaikan juga semakin banyak di Jepang. Berdasarkan survei Kementerian Dalam Negeri yang dilakukan pada Oktober tahun lalu, rumah kosong berjumlah 9 juta rumah.

Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dari 4,48 juta pada tahun 1993, serta pada tahun 205 diprediksi 744 dari 1.729 kota di Jepang mungkin akan hilang karena penurunan populasi yang tajam, berdasarkan laporan Dewan Strategi Kependudukan akhir April.

Para akademisi dan pemimpin bisnis mengusulkan agar Jepang memiliki target populasi stabil di angka 80 juta pada tahun 2100 untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Namun, Tomoya meragukan hal tersebut dapat terjadi.

Institut Nasional Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial Jepang memproyeksikan jumlah penduduk Jepang pada tahun 2120 mencapai 71 juta pada tingkat kesuburan tinggi, 50 juta pada tingkat kesuburan sedang, dan 36 juta pada tingkat kesuburan rendah.

Tomoya mengatakan angka kelahiran yang sangat rendah saat ini dan kurangnya inisiatif yang masuk akal untuk membalikkan tren ini kemungkinan besar akan menyebabkan jumlah penduduk Jepang berada di bawah perkiraan.

“Jika jumlah penduduk turun hingga mencapai angka 30 juta, jumlah tersebut hampir sama dengan periode Edo (1603-1868),” katanya.

“Beberapa orang mungkin berkata, ‘Baiklah, saat itu segala sesuatunya dapat dikelola, bukan masalah besar.’ Namun jangan lupa bahwa infrastruktur kita saat ini didasarkan pada populasi sekitar 130 juta jiwa,” tandas Tomoya. (detik)

Hot this week

Waspada Hipertensi, Ini Batas Konsumsi Garam per Hari

Tekanan darah tinggi atau hipertensi menjadi salah satu penyakit...

Hasil MotoGP Mandalika 2024: Martin Menang, Marc Marquez Out!

Lombok Tengah - Jorge Martin berhasil memenangkan balapan utama...

Batam Terancam Tsunami Besar? Ini Kata BMKG

Batam - Pesan berantai tersebar di grup-grup WhatsApp warga...

Adik Prabowo Bangun Pabrik di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Batam - PT Solder Tin Andalan Indonesia, perusahaan milik...

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Ada yang Diduga Terlibat Prostitusi

Jakarta - Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi, Kementerian Hukum dan...

Topik

Rekaman Terakhir Yahya Sinwar, Terus Bertempur Meski Tangan Putus dan Luka Parah

Gaza - Pemimpin Hamas Yahya Sinwar diklaim tewas dalam...

Israel Klaim Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas

Gaza - Israel mengumumkan pada Kamis bahwa mereka telah...

Zuckerberg Ramal Smartphone Akan Tersingkir, Ini Penggantinya

Jakarta - Smartphone telah menjadi perangkat utama manusia di...

Timnas Bahrain Tolak Main di Indonesia, Ini Respon PSSI

Riffa - Asosiasi Sepakbola Bahrain (BFA) menolak tim nasional...

Siap Perang dengan Korsel, Sejuta Pemuda Korut Gabung Militer!

Pyongyang - Korea Utara (Korut) mengklaim lebih dari 1...

Wah! Kapal Singapura Maling Pasir, Isap 9 Jam Dapat 10 Ribu Meter Kubik

Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan penghentian...

Eks Kepala Otorita IKN: Jakarta Masih Akan Jadi Ibu Kota

Jakarta - Eks Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN)...

Ini Tiga Peraih Nobel Kimia 2024, Penemuannya Terkait Protein

Jakarta - Ada tiga orang yang meraih Nobel Kimia...
spot_img

Artikel terkait

Popular Categories

spot_imgspot_img