Sebagian warga di Batam mengeluhkan masalah air di Batam. Saat ini, di beberapa wilayah air sangat kecil bahkan mati dan kadang keruh. Kondisi ini sudah terjadi selama beberapa bulan belakangan.
Zulfa, warga di Perumahan Golden Prima, Bengkong mengatakan, ia sangat kesusahan soal air. Kondisi ini sudah terjadi selama beberapa bulan atau hampir setahun. “Kalau siang air tidak hidup, kalau malam sangat kecil. Untuk mengumpulkan satu ember saja sampai satu jam lebih. Selain itu, air tidak bersih. Air berwarna kekuningan seperti bercampur tanah,” ucapnya.
Wanita itu mengatakan, kondisi tersebut bukan hanya di rumahnya tetapi juga terjadi satu komplek perumahan. Ia mengaku tidak tahu harus mengadu kemana untuk menyelesaikan persoalan air tersebut.
Selain warga di Golden Prima, Bengkong, warga di Perumahan Sarmen Raya, di Perumahan YKB dan sekitarnya mengalami nasib serupa.
Masri, warga Perumahan YKB mengatakan, ia dan istri harus bergiliran untuk menampung air di rumahnya. “Air mulai hidup kecil pukul 11.00 malam sampai pukul 04.00 menjelang subuh,” katanya.
Akibat sering begadang itu, ia sekeluarga menjadi terganggu kegiatan kerja sehari-hari seperti bekerja, rumah tangga dan sekolah. “Sering saya kerja ngak mandi,” ujarnya.
Warga lainnya memakai tandon (penampung air) untuk mengatasi masalah itu. Penampungan baru bisa dilakukan pada malam hari dengan memakai mesin penyedot.
Namun, masalah lain muncul. Akibat banyak warga memakai penyedot, warga lain yang tidak memakai penyedot malah jadi makin tidak bisa dapat jatah air.
Tak hanya di kawasan Bengkong, di kawasan Batam Centre kondisinya hampir sama. Air sering mati dan mengeluarkan kotoran seperti lumut dan berwarna.
Tidak hanya di perumahan, kondisi ini juga berdampak terhadap layanan air bersih ke warung-warung, toko dan sebagainya.
Beberapa tahun terakhir, warga Batam menanti pengelolaan air bersih yang lebih baik. Namun, kondisinya tidak kunjung membaik.
Profil PT Moya
Pengelolaan air bersih di Batam kini dikelola PT Moya Indonesia atau Air Batam Hilir.
BP Batam menetapkan PT Moya Indonesia menjadi pemenang tender pengelolaan air bersih di Batam.
Penetapan PT Moya Indonesia sebagai pemenang tender pengelolaan air bersih di Batam dilakukan pada Jumat (4/9/2020).
“Penetapan PT Moya sebagai pemenang sudah dilakukan pada tanggal 4 September 2020,” ujar Dendi Gustinandar, Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol Badan Pengusahaan Batam.
Dengan demikian, maka PT Moya Indonesia akan menggantikan PT Adhya Tirta Batam ( ATB) yang sudah berakhir masa kontrak dalam pengelolaan air bersih di Batam.
Sejak PT Moya Indonesia ditunjuk BP Batam sebagai pengelola air bersih di Batam November 2020, awalnya masyarakat khususnya pelanggan sangat berharap kualitas pelayanan dan pasokan air ke rumah mereka akan semakin baik dan lancar. Namun, kondisinya tidak sesuai harapan.
Dilansir kontan, PT Moya Indonesia merupakan bagian dari PT Moya Holdings Asia Limited.
Perusahaan ini mengembangkan lima perusahaan pengelolaan air swasta di Indonesia.
Lima Perusahaan air swasta ini antara lain, PT Moya Tangerang, PT Moya Bekasi, PT Aetra Air Jakarta, PT Aetra Air Tangerang dan PT Autico Air Indonesia.
Kelima perusahaan ini bergerak dalam penyaluran kebutuhan air bersih untuk aspek industri, baik komersial maupun non komersial.
“Moya itu adalah perusahaan induk. Jadi Moya Holding itu tercatat di Singapura. Moya holding juga memiliki Moya Indonesia yang juga masih perusahaan induk, tapi sudah berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Kemudian melalui induk ini, Moya memiliki 5 perusahaan lagi,” kata Chief Executive Officer Acuatico Pte. Lt, Ivy Santoso di Tangerang, Jumat (8/7/2018).
Dilansir kontan, PT Moya Indonesia merupakan bagian dari Salim Group. (ind)