Kepri – Air sepang merupakan minuman tradisional khas Kabupaten Kepulauan Anambas. Minuman ini terbuat dari kayu pohon sepang.
Mengutip dari disbud.kepriprov.go.id, proses pembuatan air sepang dimulai dari mengeringkan kayu pohon terlebih dahulu. Setelahnya, kayu yang sudah kering diseduh dengan air panas.
Minuman ini akan menghasilkan warna merah yang berasal dari warna alami kayu tersebut. Soal rasa, air sepang tidak memiliki rasa. Untuk menghasilkan rasa manis, masyarakat sekitar akan menambahkan gula.
Selain sebagai minuman tradisional, masyarakat Jemaja biasanya juga menyajikan minuman ini saat hari raya. Air sepang juga merupakan sajian khas untuk menjamu tamu.
Ini merupakan pengganti sirup maupun minuman siap saji lainnya yang pada zaman dahulu belum dikenal masyarakat. Oleh sebab itu, masyarakat memanfaatkan yang ada di alam untuk diolah sebagai minuman jamuan untuk tamu saat hari raya maupun hari umum lainnya.
Adapun di daerah Jemaja Timur ada sebuah pohon sepang yang tumbuh. Kayu dari pohon tersebut dipotong menjadi kecil-kecil lalu dikeringkan.
Setelah kering, barulah diseduh dengan air panas. Biasanya dibutuhkan waktu hampir lima jam untuk mengeluarkan warna dari kayu sepang tersebut.
Tak hanya sebagai sajian minuman tradisional, air sepang juga memiliki manfaat untuk kesehatan. Kayu sepang atau secang sebagai salah satu obat tradisional sudah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia.
Tanaman yang kerap dikonsumsi sebagai teh herbal atau jamu ini memiliki beragam manfaat untuk kesehatan, mulai dari mengatasi peradangan dan nyeri, melawan bakteri, mengatasi jerawat, menghambat pertumbuhan sel kanker, menghentikan diare, mencegah kerusakan sel, hingga menurunkan dan mengontrol gula darah.
Saat ini, air sepang bisa ditemukan di tiga desa, yakni Desa Ulu Maras, Desa Rewak, dan Desa Batu Berapit di Kecamatan Jemaja dan Jemaja Timur. Sementara itu, pohon sepang bisa ditemukan di Teluk Kaut, Kecamatan Jemaja, Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau (Kepri).
(ind/bbs)