Tel Aviv – Sekitar 40.000 milisi dari sejumlah negara Arab, termasuk Irak, Yaman, dan Suriah, telah siaga di dekat Israel untuk mendukung kelompok Hizbullah Lebanon.
Surat kabar Haaretz, mengutip sumber militer Zionis, melaporkan puluhan ribu milisi Arab itu telah berkumpul di dekat Dataran Tinggi Golan — wilayah Suriah yang diduduki Israel.
Sumber militer Zionis itu mengatakan mereka sedang menunggu komando dari Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah untuk bergabung dalam pertempuran melawan Israel.
“Mereka bukan milisi elite, tetapi Pasukan Nukhba juga bukan, dan meskipun demikian kami melihat apa yang dapat dilakukan oleh pasukan yang terdiri dari 2.000 hingga 3.000 orang bersenjata ketika mereka mengejutkan dan menyerang sebuah komunitas,” tulis Haaretz, mengacu pada serangan mendadak pimpinan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
“Jika diperlukan, kami juga akan bertindak di Suriah untuk menjelaskan kepada (Presiden Bashar) al-Assad bahwa kami tidak lagi menerima kehadiran mereka di sana,” lanjut surat kabar Zionis itu mengutip pernyataan seorang pejabat senior pertahanan Israel yang tidak disebutkan namanya, yang dilansir The New Arab, Kamis (26/9/2024).
Sejauh ini, Damaskus, Hizbullah, dan Tel Aviv belum merilis pernyataan resmi apa pun terkait klaim yang dibuat oleh laporan Haaretz.
Israel dan Hizbullah telah terlibat dalam serangan lintas batas sejak 8 Oktober 2023, dalam apa yang dikatakan kelompok Lebanon itu sebagai “front dukungan” bagi warga Palestina di Gaza – tempat lebih dari 41.400 orang telah tewas akibat serangan brutal Israel.
Israel mengumumkan akan memperluas perangnya terhadap Hizbullah dengan menargetkan Lebanon secara lebih luas. Israel melancarkan gelombang serangan mematikan dan membabi buta sejak Senin, menewaskan lebih dari 500 orang, termasuk 50 anak-anak dan 95 wanita, dalam 24 jam—jumlah korban tewas harian terbesar dalam peperangan modern, menurut New York Times.
(ind/bbs)