Jakarta – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamen Dikti Saintek) Prof Stella Christie PhD mengaku prihatin pada mahasiswa terkait masalah kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Beban keuangan mahasiswa jadi bertambah.
Stella mengatakan UKT saat ini dikenakan berdasarkan latar belakang ekonomi. Namun, masih ada rasa keberatan dari pihak mahasiswa untuk membayar besaran yang keluar dari perhitungan latar belakang keuangan tersebut.
Ia menilai, rasa keberatan dan keluhan UKT naik dapat terjadi jika mahasiswa merasa investasi pendidikan yang dikeluarkan tidak sebanding dengan kualitas pendidikan tinggi yang didapatkan.
“Angka itu relatif. Saya yakin kalau para mahasiswa itu merasa bahwa yang mereka dapatkan dari pelajaran di universitas, di pendidikan tinggi itu adalah sesuatu yang sangat berkualitas, dengan angka yang sementara saya tahu itu sliding scale dari sekitar Rp 500 ribu sampai Rp 7,5 juta, itu masih bisa diterima,” kata Stella dalam siaran Mengenal Wamen Stella Christie Lebih Dekat dalam kanal YouTube CNN Indonesia, dikutip Jumat (25/10/2024).
Stella menegaskan, perbaikan kualitas pendidikan tinggi RI menjadi PR agar mahasiswa memperoleh pendidikan tinggi yang sebanding dengan investasinya.
“Tetapi kembali, pertanyaannya, mungkin mahasiswa merasa bahwa kualitas yang didapatkan itu belum sebanding dengan investasi yang mereka tanamkan dari segi finansial. Nah itu PR kita bersama, bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas pendidikan tinggi kita, kualitas universitas kita,” sambungnya.
Berdasarkan data penelitian, Stella menilai akses pendidikan dasar dan menengah di Indonesia sudah sangat baik. Namun, kualitas pendidikan dasar, menengah, dan tinggi masih menjadi tantangan. Untuk itu, perlu kerja sama untuk membenahi pendidikan tinggi.
Ia menggarisbawahi sorotan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) sebelumnya soal akreditasi perguruan tinggi RI yang banyak diantaranya belum terakreditasi Unggul. Akibatnya, tidak sedikit mahasiswa memilih kuliah di luar negeri.
Hubungan Kualitas Pendidikan Tinggi dan Integrasi Dikti-Saintek
Stella menekankan bahwa pendidikan tinggi, sains, dan teknologi tidak terpisahkan dan berkaitan erat dengan kualitas suatu universitas.
“Kualitas suatu universitas itu justru (soal) bagaimana universitas itu bisa menghasilkan penemuan-penemuan baru di bidang sains dan teknologi. Ini yang memang sementara ini kita masih kurang,” ucapnya.
Ia menjelaskan, anggapan umum masyarakat soal pendidikan tinggi perlu diubah. Pendidikan tinggi tidak sama dengan pendidikan dasar dan menengah.
“Pendidikan tinggi itu lain sekali dengan SMA. Waktu kita SD, SMP, SMA, kita belajar ilmu yang sudah ada, kita serap agar mengetahui dasarnya. Tetapi pada pendidikan tinggi, itulah tugas kita, dimana kita akan belajar supaya bisa membuat sains dan teknologi yang baru,” ucapnya.
“Jadi dari pengajarnya, dari para dosen-dosennya, sampai ke mahasiswa-mahasiswanya, harus bersama, ‘Ayo, bagaimana kita bisa membuat sesuatu yang baru’. Inilah yang disebut (ber) kualitas,” sambungnya.
(ind/dtc)