Selasa, 3 Desember 2024

Begini Cara Australia untuk Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos

Australia – Pemerintah Australia melakukan uji coba terhadap metode dan teknologi yang digunakan untuk memverifikasi usia pengguna media sosial. Diberitakan sebelumnya, Australia akan menetapkan batas usia minimum bagi anak-anak menggunakan jejaring sosial.

Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan tengah mempertimbangkan pembuatan syarat usia minimum bagi anak-anak yang mendaftar Facebook, Instagram, dan TikTok antara 14 dan 16 tahun.

Perencanaan pembatasan usia ini bertujuan agar kaum muda bisa lebih banyak menghabiskan waktunya dengan melakukan aktivitas nyata. “Saya ingin melihat anak-anak meninggalkan gawai mereka dan bermain di lapangan sepak bola, kolam renang, dan lapangan tenis,” ujar Albanese, dikutip dari The Straight Times, Selasa (10/9/2024).

Selain itu, muncul kekhawatiran akan ancaman media sosial terhadap kesehatan fisik dan mental bagi anak muda. Albanese mengungkapkan, undang-undang yang mengatur pembatasan usia penggunaan media sosial akan diperkenalkan segera pada tahun ini setelah pemerintah menemukan metode yang tepat. Lantas, metode apa yang akan digunakan dan apakah larangan ini akan efektif?

Metode yang mungkin dilakukan

Saat ini pemerintah sedang melakukan uji coba metode untuk memverifikasi usia pengguna yang mengakses media sosial. Dalam uji coba ini pemerintah turut melibatkan sejumlah perusahaan untuk berpartisipasi.

Dilansir dari The Guardian, Selasa, ada beberapa pilihan metode yang sebelumnya pernah diterapkan di sejumlah negara dan akan menjadi contoh bagi Australia. Salah satunya adalah Inggris yang pernah merencanakan skema pembatasan usia pengguna untuk mengakses situs dewasa. Terdapat lima cara yang dilakukan oleh perusahaan, antara lain:

  • Mengizinkan bank mengonfirmasi pengguna berusia di atas 18 tahun
  • Mengizinkan penyedia layanan seluler mengonfirmasi pengguna adalah orang dewasa
  • Pemeriksaan kartu kredit, sebab pemegang kartu kredit di Inggris harus berusia di atas 18 tahun
  • Meminta pengguna situs mengunggah foto yang kemudian dicocokkan dengan kartu identitas miliknya
  • Menggunakan teknologi pendeteksi estimasi usia wajah.

Meski begitu, tidak semua cara tersebut bisa dilakukan kepada pengguna berusia di bawah 16 tahun. Sementara, pada tahun lalu, komisioner eSafety, lembaga yang melindungi pengguna dari penyalahgunaan internet di Australia pernah memaparkan metode tokenisasi double-blind.

Dengan cara itu, informasi terkait usia akan diberikan oleh perangkat sebagai pihak ketiga kepada situs dan penyedia jaminan usia tanpa mengungkapkan privasi anak. Sementara, perusahaan induk Facebook dan Instagram, yaitu Meta juga menyarankan verifikasi dilakukan pada tingkat perangkat.

Artinya, Google dan Apple akan mengidentifikasi usia orang sebelum bisa mengunduh aplikasi media sosial tertentu.

Tantangan yang harus dihadapi

Australia bukanlah negara pertama yang berencana melakukan pembatasan usia bagi pengguna media sosial. Sejumlah negara di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia pernah melakukan hal serupa. Namun, menurut catatan eSafety yang diliris pada 2023, skema yang dilakukan oleh negara-negara itu belum berhasil memecahkan masalah akses media sosial oleh anak di bawah umur.

Di Inggris, misalnya, undang-undang verifikasi usia dibatalkan tahun 2019 karena adanya keterlambatan, kesulitan teknis, dan kekhawatiran masyarakat terkait privasi.

Negara bagian Amerika Serikat, Utah dan Louisiana yang pernah mencoba menerapkan verifikasi usia menemukan peningkatan hampir 1000 persen dan tiga kali lipat penggunaan teknologi jaringan privat (VPN) untuk menerobos sistem verifikasi.

Oleh karena itu, dalam catatan, eSafety mengungkapkan bahwa sistem apapun yang digunakan di Australia nantinya haruslah efektif dan dapat ditegakkan. Selain mencakup pembatasan usia pada situs tertentu, pemerintah juga bisa membatasi konten yang keluar pada mesin pencarian.

(ind/kompas)

Hot this week

Hasil MotoGP Mandalika 2024: Martin Menang, Marc Marquez Out!

Lombok Tengah - Jorge Martin berhasil memenangkan balapan utama...

Waspada Hipertensi, Ini Batas Konsumsi Garam per Hari

Tekanan darah tinggi atau hipertensi menjadi salah satu penyakit...

Batam Terancam Tsunami Besar? Ini Kata BMKG

Batam - Pesan berantai tersebar di grup-grup WhatsApp warga...

Adik Prabowo Bangun Pabrik di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Batam - PT Solder Tin Andalan Indonesia, perusahaan milik...

Dilanda Resesi Seks, Orang China Rela Bayar Segini

Jakarta - China dilanda resesi seks. Saking banyak yang...

Topik

Prabowo Umumkan Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp10.000 Per Hari

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengumumkan anggaran untuk program...

Negara NATO Ini Akui Rusia Menang Perang

Warsawa - Polandia, salah satu negara NATO pendukung Kyiv,...

Marc Marquez Berambisi Bawa Ducati Berjaya di MotoGP 2025: Saya Harus Juara!

Jakarta - Marc Marquez tegaskan ambisi besar bawa Ducati...

Eks Menhan Akui Israel Lakukan Pembersihan Etnis di Gaza

Tel Aviv - Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Moshe...

Intelijen Rusia Bongkar Rencana Barat Bawa 100 Ribu Tentara ke Ukraina

Moskow - Barat pada dasarnya berencana menduduki Ukraina dan...

Lacak Pasangan Selingkuh di WhatsApp, Begini Caranya

Jakarta - Jika penasaran dengan aktivitas pasangan di WhatsApp,...

Prabowo Sahkan Upah Minimum Naik 6,5 Persen

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengumumkan rata-rata kenaikan upah...

Siapa Dijagokan Juara MotoGP 2025, Ini Prediksinya

Jakarta - Siapa yang dijagokan sebagai juara di ajang...
spot_img

Artikel terkait

Popular Categories

spot_imgspot_img